Rabu, 29 April 2020

Tusuk Dasar Menjahit Pada Busana

 Tusuk Dasar Menjahit Pada Busana

Tusuk dasar yaitu tusuk dengan menggunakan alat jarum tangan  Tusuk Dasar Menjahit Pada Busana
 Tusuk Dasar Menjahit Pada Busana


teori tusuk menjahit - Tusuk Dasar Menjahit
 Tusuk dasar yaitu tusuk dengan menggunakan alat jarum tangan. Ada beberapa tusuk dasar yang biasa digunakan dalam menjahit busana, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Tusuk Jelujur
 Teknik membuat tusuk jelujur, yaitu dimulai dari kanan ke kiri, guna tusuk jelujur adalah untuk membuat jahitan menjadi sempurna. Tusuk jelujur dapat dibedakan menjadi 3 bentuk.
a. Tusuk jelujur biasa yaitu tusukan yang menggunakan jarak tidak sama.
b. Tusuk jelujur dengan jarak tertentu yaitu tusukan dengan jarak yang sama (konsisten) berguna untuk tusuk sementara pada smook.
c. Tusuk jelujur renggang yaitu tusukan dengan menggunakan sengkelik dengan spasi satu, tusukan jelujur renggang ini digunakan untuk tanda, dengan menggunakan benang rangkap yang nantinya digunting diantara tusukan tersebut sehingga meninggalkan jarak benang yang biasa dijadikan tanda dalam menjahit busana.

2. Tusuk Tikam Jejak
 Tusuk tikam jejak yaitu tusuk jahitan dengan bentuk jika dilihat dari bagian atas tusuknya kelihatan seperti jahitan mesin dan bila dilihat dari bagian bawah tusukannya seperti jahitan rangkap. Jarak tusukan bagian bawah dua kali jarak tusukan bagian atas, teknik menjahitnya adalah dengan langkah maju sebelum melangkah mundur ke belakang dengan jarak yang sama, tusuk tikam jejak berguna untuk pengganti jahit mesin.

3. Tusuk Flanel
 Tusuk flanel biasa digunakan untuk mengelim pinggiran busana yang diobras. Tusuk flannel sering digunakan, terutama untuk busana yang dibuat dari bahan yang harganya mahal, disamping itu tusuk flannel juga dapat digunakan sebagai hiasan, sebagai tusuk dasar dan sulaman bayangan, untuk sulaman bayangan dengan jarak yang lebih rapat (dirapatkan) dan dapat juga mengikuti motif dekonasi. Caranya, jelujur kain yang sudah diobras 3-4 cm langkah tusukannya mundur 0,75 cm turun kebawah, tusuk jarum kekanan selanjutnya mundur lagi 0,5 cm tusuk lagi ke atas seperti tusukan pertama demikian selterusnya sampai selesai. Untuk mendapatkan hasil tusukan yang halus pada bagian bawah busana (pada rok) atau dimanapun tusuk flannel digunakan, lakukan dengan halus/tipis waktu menusukkan jarum kebahan busana, dengan demikian hasil yang didapatkan juga halus dan tipis bila dilihat dari bagian balik (bagian buruk busana).

4. Tusuk Feston
 Tusuk feston berfungsi untuk penyelesaian tiras seperti tiras lingkar kerung lengan atau pada pinggiran pakaian bayi. Tusuk feston juga dapat berfungsi sebagai hiasan bila benang yang digunakan adalah benang hias atau benang sulam dengan kombinasi warna yang serasi.

5. Tusuk Balut
 Tusuk balut berfungsi untuk menyelesaikan tiras pada kampuh untuk klim rol. Tusuk balut juga dapat digunakan untuk penyelesaian pinggir teknik aplikasi. Teknik menjahitnya dimulai dari kiri ke kanan atau sebaliknya kanan kekiri kesan benang dari tusukan agak miring.

6. Tusuk Batang/Tangkai
 Tusuk batang dibuat untuk hiasan, teknik menjahitnya dengan langkah mundur ± 0,5 cm dan mengaitkan 5 atau 6 benang pada bahan, jarum ditarik keluar akan menghasilkan tusuk tangkai dan seterusnya tusuk mundur lagi seperti yang pertama begitu seterusnya sampai selesai. Untuk membuat tangkai yang lebih besar maka jarak tusukan dirapatkan dan mengaitkan kain lebih banyak (besar).

7. Tusuk Rantai
 Tusuk rantai fungsinya untuk membuat hiasan tekniknya dengan langkah maju, dengan memasukkan jarum dari bawah ke atas, kemudian tusukan kembali pada lubang tempat jarum dilingkarkan pada jarum, ditarik sehingga benang yang melingkar berada di lubang kedua selanjutnya jarum kembali menusuk lubang tempat jarum keluar dan ekor benang melingkar pada jarum seperti semula, begitu seterusnya sampai selesai dengan mengikuti motif hiasannya.

8. Tusuk Silang
 Tusuk ini berfungsi untuk membuat hiasan. Teknik pengerjaannya dengan langkah sebagai berikut: dimulai dari kanan atas ke kiri bawah, terus kekanan bawah (tusukan pertama). Kemudian tusuk ke dua di mulai dari kanan bawah terus kekiri atas, letak tusukan sejajar baik tusukan bagian atas maupun tusukan bagian bawah, (tusukan yang terlihat menyilang diatas kain) dan seterusnya sampai selesai.

9. Tusuk Piguar
 Tusuk piguar biasanya berfungsi untuk memasangkan bulu kuda pada jas atau mantel. Disamping itu tusuk piguar dapat juga digunakan sebagai tusuk hias pada busana atau lenan rumah tangga


 TUSUK-TUSUK DASAR MENJAHIT


CARA MEMBUAT MACAM-MACAM TUSUK
(gambar blm bisa masuk )

1.      TUSUK JELUJUR
Sulaman tusuk jelujur adalah salah satu dari tusuk sulam yang paling sederhana dan sangat cepat cara kerjanya. Jahitan tusuk jelujur ini adalah merupakan dasar menjahit secara menjelujur lipitan atau sambungan pada kain secara cepat.
Cara mengerjakan :
1)      Buatlah terlebih dahulu garis di atas kain sebagai pedoman arah dalam pekerjaan menyulam tusuk jelujur ini.
2)      Tusukkan jarum dari bawah kain dan keluar di (1) pada permulaan ujung garis kanan.
3)      Kemudian tusukkan di (2) arah ke depan pada garis, serta keluar di (3) yang letaknya pada garis arah sebelah depannya lagi.
4)      Selanjutnya tusukkan pada (4) dan keluar di (5) sama seperti pada permulaan dan tetap mengikuti garis tersebut.
5)      Diusahakan agar supaya jarak antara tusukan jarum yang satu dengan yang lainnya selalu sama panjang.
6)      Apabila cara menusukkan jarumnya berjarak pendek-pendek, maka tusukan jarum dapat dijalankan dua kali ke bawah dan dua kali ke atas.
7)      Arah menyulam berjalan maju dari arah sebelah kanan ke arah sebelah kiri.




2.      TUSUK BALIK
Sulaman tusuk balik ini biasanya disebut juga dengan Tusuk Bayangan. Dan masih juga termasuk sebagai setikan yang sederhana dan cepat. Akan tetapi apabila dibandingkan dengan Tusuk Jelujur, maka Tusuk Balik ini lebih rapat serta lebih kokoh. Sulaman Tusuk Balik dalam sehari-hari sering digunakan untuk menjahit lipatan dan menyambung kain.
Cara mengerjakan :
1)      Buatlah terlebih dahulu garis di atas kain sebagai pedoman arah dalam pekerjaan menyulam Tusuk Balik ini.
2)      Tusukkan jarum dari bawah kain dan keluar di (1) hampir di ujung garis sebelah kanan.
3)      Kemudian tusukkan di (2) arah sedikit bergeser ke belakang pada garis dan keluar di (3) melewati lubang tusukan (1) juga tetap pada garis.
4)      Selanjutnya tusukkan kembali di (1) serta keluar di (4) melewati lubang tusukan (3) tetap pada garis.
5)      Demikianlah untuk langkah tusukan yang seterusnya dapat dilakukan secara sama seperti pada permulaan.
6)      Setiap kali tusukan itu haruslah mengambil jarak langkah sama dan teratur.
7)      Arah menyulam berjalan maju dari sebelah kanan ke arah sebelah kiri.


3.      TUSUK KELIM





























4.      TUSUK BALUT / SATIN
Dengan menggunakan sulaman Tusuk Satin ini, maka kita akan mendapatkan bidang sulaman yang cukup lebar serta tertutup rata. Selain itu permukaan sulaman akan tampak lebih menggembangkarena disulam dengan padat. Cara menusukkannya dikerjakan secara lurus dan arahnya melintang. Apabila terdapat bentuk motif yang dirasa terlalu lebar atau besar, maka terlebih dahulu dibuat pembidangan lagi yang arahnya disesuaikan dengan jalur-jalur tusuk sulamnya. Dalam menusuk sulam ini harap diusahakan agar menusuknya selalu padat dan arah tusukannya pun selalu sejajar. Selain itu usahakan menusuk pada bagian bentuk pinggiran selalu rata. Dan apabila kita menusukkan jarum terlalu panjang (jauh) jangkauannya, maka akan sulit untuk menariknya. Sulaman ini dapat digunakan untuk menutup dan mengisi pada bidang-bidang seperti bentuk daun, bentuk helai bunga, bidang geometris, dan bidang bentuk bebas.
Cara mengerjakan :
1)      Gambar terlebih dahulu bentuk motif pada kain sesuai dengan gambar rencana dan letaknya, yang akan digunakan sebagai pedoman.
2)      Tusukkan jarum dari bawah kain dan keluar di (1) pada ujung bidang dan langsung ditarik.
3)      Kemudian tusukkan jarum di (2) arah mendatar ke kanan pada garis sebelah kanan dan keluar di (3) pada garis sebelah kiri.
4)      Setiap menusukkan jarum harus tepat pada pedoman, agar dapat menghasilkan sulaman yang halus dan rajin.
5)      Demikian seterusnya, maka sulaman Tusuk Satin ini dapat dikerjakan sama seperti semula.
6)      Arah menyulam dapat berjalan maju dari sebelah bawah ke arah atas atau berjalan mundur dari sebelah atas ke arah bawah.



5.      TUSUK FLANEL
Sulaman Tusuk Flanel ada juga yang menyebutnya dengan Tusuk Tulang Herring atau Tusuk Cucuk Ikan. Tusuk sulam ini merupakan dua baris Tusuk Lurus yang berlawanan arah serta saling bersilangan di bagian hampir ujung sebelah atas dan bawah. Tusuk Flanel biasanya cocok digunakan sebagai sulaman hias pada bidang tepi atau sebagai garis pembatas, baik yang lurus maupun yang melengkung.

Cara mengerjakan :
1)      Buatlah terlebih dahulu dua buah garis sejajar pada kain, dengan jarak yang ditentukan.
2)      Tusukkan jarum dari bawah kain dan keluar di (1) pada garis sebelah bawah ujung kiri atau pada garis atas sebelah kiri.
3)      Kemudian tusukkan di (2) arah menyerong ke kanan pada garis atas serta keluar di (3) arah lurus ke depan juga pada garis di atas.
4)      Selanjutnya tusukkan di (4) arah menyerong ke kanan pada garis di bawah, serta keluar di (5) arah lurus ke depan juga pada garis di bawah tersebut.
5)      Demikianlah untuk seterusnya, maka jarum dapat ditusukkan di (6) dengan jalan seperti pada tusukan (2).
6)      Arah menyulam berjalan mundur dari sebelah kiri ke arah sebelah kanan dengan jarak yang teratur tepat pada garis sebelah atas dan garis sebelah bawah.




6.      TUSUK FESTON
Tusuk Feston juga disebut sebagai Tusuk Selimut. Sebab kita terlalu sering melihat sulaman tersebut terdapat pada selimut bayi. Dan apabila sulaman itu dibuat lebih padat tusukannya, maka disebut sebagai Tusuk Lubang Kancing. Untuk memperkuat bagian tepi kain pada lubang kancing buah baju, maka digunakan juga sulaman Tusuk Feston yang jarak tusukannya dibuat cukup rapat. Sulaman Tusuk Feston ini sangat berguna sekali bilaman digunakan sebagai penguat dan sekaligus sebagai penghias pada bagian tepi-tepi kain.

Caya mengerjakan :
1)      Terlebih dahulu buatlah garis pada kain sebagai pedoman arah pada waktu menyulam nanti.
2)      Tusukkan jarum dari bawah kain dan keluar di (1) pada ujung garis sebelah kiri.
3)      Kemudian tusukkan di (2) yaitu di luar garis atau ke sebelah dalam bidang kain, serta keluar di (1) kembali di tempat semula.
4)      Selanjutnya tusukkan di (3) yaitu di luar garis dan keluar di (4) pada garis kembali.
5)      Akan tetapi bersamaan dengan itu maka sisipkan benang di bawah jarum, agar nantinya benang terkait.
6)      Setelah benang ditarik, maka satu sulaman Tusuk Feston sudahlah terjadi.
7)      Seterusnya tusukan-tusukan dapat dijalankan sebagaimana yang semula, hingga sulaman sepanjang garis tersebut selesai.
8)      Yang perlu diperhatikan disini adalah agar selalu menjaga jarak setiap tusukan, sehingga hasil sulaman dapat teratur dan rapi.
9)      Arah menyulam dapat berjalan maju atau mundur dari arah sebelah atas ke bawah atau sebaliknya.


7.      TUSUK RANTAI
Sulaman Tusuk Rantai hampir mempunyai kesamaan langkah dengan pengerjaan pada sulaman Tusuk Terbang. Pada pengerjaan sulaman Tusuk Rantai cara menusukkan jarum yang paling enak adalah ke arah maju. Dengan dua kali tusukan maka sudah selesai membuat satu sulaman Tusuk Rantai tersebut. Hasil sulaman itu secara keseluruhan akan tampak sebagai satu untaian dari pada rantai. Oleh karena itu disebut dengan sulaman Tusuk Rantai. Sulaman Tusuk Rantai biasanya digunakan sebagai hiasan pada garis pembatas, dahan, dan ranting.

Cara mengerjakan :
1)      Terlebih dahulu buat garis pada kain yang akan dipergunakan sebagai pedoman pada waktu menyulam.
2)      Tusukkan jarum dari bawah kain dan keluar di (1) pada ujung garis sebelah bawah.
3)      Kemudian tusukkan kembali di (1) sedikit bergeser, atau berhimpitan dengan lubang (1) dan keluar di (2) ke arah maju.
4)      Tetapi sebelum jarum ditarik maka terlebih dahulu selipkan benang di bawah mata jarum dengan pertolongan ibu jari tangan kiri untuk menekannya agar supaya benang terkait.
5)      Kemudian benang ditarik, maka sudah terjadi satu sulaman mata rantai.
6)      Maka untuk mengerjakan sulaman yang seterusnya dapat dilakukan tusukan-tusukan yang sama caranya seperti permulaan.
7)      Arah menyulam berjalan maju dari sebelah kanan ke arah kiri atau dari sebelah bawah ke arah atas.


8.      TUSUK TANGKAI / BATANG
Bentuk dari sulaman Tusuk Batang ini sepintas lalu mirip benar dengan benang pintalan tali. Dan sungguh pantas apabila digunakan sebagai bentuk batang tumbuhan dalam sulaman. Masih termasuk setikan yang sederhana serta cepat mengerjakannya. Sulaman ini disebut dengan Tusuk Batang, sebab biasanya hanya digunakan untuk menyulam pada hiasan motif tumbuhan bagian batang – cabang – ranting. Atau dapat juga digunakan sebagai hiasan pengisi bidang pada bentuk lingkaran dengan cara menyulam melingkar, hingga lingkaran tersebut penuh.

Cara mengerjakan :
1)      Buat garis-garis untuk rencana bentuk batang atau cabang di atas kain, sesuai dengan gambar rencana.
2)      Tusukkan jarum dari bawah kain dan keluar di (1) pada garis di ujung sebelah kiri sedikit di atas garis.
3)      Kemudian tusukkan di (2) dengan arah sedikit menyerong ke arah kanan bawah garis dan keluar di (3) pada pertengahan sedikit di atas garis antara (1) dengan (2).
4)      Selanjutnya tusukkan di (4) dengan arah seperti pada permulaan dan keluar di (5) pada pertengahan di atas garis antara (3) dengan (4).
5)      Demikianlah tusukan-tusukan selanjutnya dapat dilakukan secara sama, hingga sampai selesai sepanjang garis yang ada.

6)      Arah menyulam berjalan mundur dari sebelah kiri ke arah sebelah kanan.

Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  teori tusuk menjahit

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang  HASIL PENCARIAN LKP

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

buka mesin jahit : http://mode.ok-rek.com/2012/12/tusuk-dasar-menjahit-pada-busana.html