Senin, 27 April 2020

Mengenal Anggrek Selop Paphiopedilum glaucophyllum Endemik Semeru

Anggrek Selop atau anggrek kasut berbulu (Paphiopedilum glaucophyllum)merupakan salah satu tanaman endemik gunung Semeru, Jawa Timur. Sesuai dengan namanya yang unik, anggrek selop atau kasut berbulu mempunyai labellum pada struktur bunganya yang sekilas nampak seperti selop, kasut, atau sepatu.


Anggrek selop merupakan salah satu anggota genus Paphiopedilum yang banyak tumbuh di Asia Tenggara. Anggrek selop yang disebut juga anggrek kasut berbulu dalam bahasa Inggris dikenal sebagai The Shiney Green Leaf Paphiopedilum dan Tropical Ladys-Slipper. Nama latin tanaman ini adalah Paphiopedilum glaucophyllum J.J.Sm. yang bersinonim dengan Cordula glaucophylla (J.J.Sm.) Rolfe, Cypripedium glaucophyllum(J.J.Sm.) Mast., dan Paphiopedilum victoria-regina subsp. Glaucophyllum.

Nama genus Paphiopedilum berasal dari bahaya Yunani ‘Paphos’ (kota suci bagi Aphrodite) dan ‘pedilon‘ (sepatu). Sedangkan glaucophyllum berasal dari bahasa latin ‘glaucus’ yang mencerminkan bagian bibir berwarna ungu hijau dan “phyllus” menggambarkan helai kelopak punggung yang berwarna hijau biru keputihan.
Anggrek 

Anggrek selop atau anggrek kasut berbulu (Paphiopedilum glaucophyllum)
Diskripsi Anggrek Selop

Keunikan bunga anggrek ini tergambar dari nama yang disandangnya yaitu memiliki bagian bunga berupa labellum (bibir bunga) yang menyerupai kantong semar atau selop sepatu. Paphiopedilum glaucophyllum adalah anggrek terestrial (tumbuh di tanah) dengan tinggi tumbuhan antara 30 – 45 cm. Daunnya berwarna hijau berbentuk lonjong sepanjang 30 cm.

Bunganya berukuran sekitar 7,5 cm yang terdiri atas kelopak punggung, kelopak samping, dan labellum. Labellum atau bibir bunga inilah yang menjadi ciri khas dengan bentuk kantong berwarna ungu dan bertotol-totol.

Anggrek Selop merupakan tanaman endemik yang hanya ditemukan di lereng-lereng gunung Semeru pada ketinggian 450 – 770 meter dpl. Di habitat alaminya, jenis anggrek ini tumbuh menempel pada dinding-dinding tebing yang tinggi dan curam dengan media tumbuh berupa humus karena anggrek ini merupakan anggrek tanah atau terestrial.
Status Konservasi Anggrek Kasut Berbulu

Anggrek kasut berbulu (Paphiopedilum glaucophyllum) termasuk salah satu jenis anggrek yang dilindungi berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa. Keindahan dan keunikan spesies anggrek ini mengakibatkan perburuan yang tidak terkendali sehingga menjadikannya semakin langka di habitat aslinya.

Oleh CITES (Convention on International Trade in Endangered Species; konvensi perdagangan internasional untuk spesies-spesies tumbuhan dan satwa liar), anggrek endemik ini didaftar dalam Appendix I, yaitu spesies tumbuhan dan satwa liar yang terancam sehingga dilarang dari segala bentuk perdagangan internasional.

Selain spesies anggrek kasut berbulu (Paphiopedilum glaucophyllum) Indonesia juga memiliki beberapa jenis anggrek selop lainnya seperti anggrek kantung kolopaking (P. kolopakingii), anggrek kasut kumis (P. chamberlainianum), anggrek kasut pita (P. praestans), P. liemianum, dan lain-lain.
Gambar Anggrek Selop atau Kasut Berbulu

Beberapa gambar anggrek kasut berbulu atau anggrek selop (P. glaucophyllum)
Anggrek 

Anggrek 

Anggrek 

Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Asparagales; Famili: Orchidaceae; Genus: Paphiopedilum; Spesies: Paphiopedilum glaucophyllum.Referensi dan gambar: www.theplantlist.org; alamendah.org/2010/09/06/jenis-jenis-spesies-anggrek-langka-yang-dilindungi; id.wikipedia.org/wiki/Anggrek_Selop; orchids.wikia.com/wiki/Paphiopedilum_glaucophyllum; www.cites.org/index.php gambar: commons.wikimedia.org/wiki/Paphiopedilum_glaucophyllum